MENKO LUHUT KE POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA
DALAM rangkaian kunjungan kerjanya di Sumatera Utara, Sabtu (2/3), Menko Luhut menghadiri "Forum The Next Generation Entrepreneurs" yang dilaksanakan di Politeknik Wilmar, Medan, Sumatera Utara. Kepada para peserta ia memaparkan kondisi perekonomian Indonesia serta perkembangan pembangunan infrastruktur kemaritiman terkini. "Kita ini ditakdirkan untuk untuk menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Kalau kita lihat di utara ini ada Samudera Pasifik, di selatan ini ada Samudera Hindia. Jadi kita harus bisa memanfaatkan kelebihan kita. Kita punya tiga ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang bertahun-tahun tidak diurus. Orang lewat di tempat kita, tidak bisa kita awasi. Orang ambil aja ikan di sini, sekarang kami membuat program integrated fishing industry di daerah Natuna ini. Bekerja sama dengan AL, Bakamla, KKP," papar Menko Luhut. Ia menjelaskan pentingnya hal ini agar tidak ada yang mengklaim traditional fishing ground di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Menjawab pertanyaan seorang pelajar tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, Menko Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengintegrasikan dan mengharmonisasi peraturan demi efisiensi. Sehingga ia optimis pada tahun 2024 GDP Indonesia bisa berada pada USD 2 triliun dengan pertumbuhan 7%. "Tahun 2024 mungkin bisa mencapai 8-9%. Tadi ada pertanyaan kapan negara kita bisa disebut negara maju, kalau kita bisa maintain itu selama 10 hingga 20 tahun, saat itulah kita akan keluar dari apa yang disebut sebagai middle income trap. Keluar dari jebakan negara dengan pendapatan kelas menengah. Kalau kita sudah keluar dari middle income trap, tinggal satu langkah lagi kita akan jadi negara maju," ujarnya menjawab pertanyaan peserta. Ia menjelaskan, Indonesia mungkin masih butuh 20 hingga 30 tahun lagi untuk mencapai itu. Badan-badan ekonomi dunia sepertinya Bank Dunia, IMF, WEF dan lain-lain mengatakan Indonesia akan masuk ke empat besar ekonomi dunia pada tahun 2030 atau 2045. "Itu zaman kalian semua. Mereka bilang karena Indonesia ini punya semua, tapi mereka bilang dengan satu kondisi Indonesia harus stabil," ujarnya. Sebagai catatan, Bank Dunia mengklasifikasi negara-negara di dunia menjadi empat kelompok kelas ekonomi berdasarkan pendapatan. Pertama, negara dengan penghasilan tinggi atau negara maju. Kedua, negara berpendapatan menengah ke atas. Ketiga, negara berpenghasilan menengah bawah. Keempat, negara berpendapatan rendah. Klasifikasi yang dilakukan Bank Dunia ini bukan didasarkan pada PDB atau Gross Domestic Product (GDP), melainkan pada Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional kotor/ bruto. GDP atau PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu negara tertentu dalam periode tertentu. Bisa juga diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi